Powered By Blogger

Kamis, 06 Mei 2010

SUSU KEDELAI DAN ASAM URAT

Kadar asam urat yang tinggi biasanya ditandai dengan seringnya keluhan jari-jemari tangan yang mengalami kram.
Untuk mencegah kadar asam urat yang terlalu tinggi dalam tubuh,ada beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

* menghindari kegemukan
* mengurangi asupan makanan tinggi purin
* memperbanyak mengkonsumsi air putih
* menghindari latihan fisik berlebih
* menghindari konsumsi makanan kaya lemak
* mengurangi alkohol
* menghindari pemakain sepatu tinggi sempit
* menghindari stress

Makanan yang kaya purin antara lain adalah : udang,remis,kerang,cumi,sarden,kaldu daging,ragi,alkohol,makanan kaleng,otak,paru,jantung,hati,usus,babat, dan lain-lain.

Kadar asam urat yang normal untuk pria adalah 3,4 sampai dengan 7 mg/dl sedangkan untuk wanita adalah 2,4 sampai dengan 6 mg/dl. Dan angka kisaran dikatakan stabil jika berada di sekitar titik 5.

Lalu apa yang harus dilakukan bila kadar asam urat tinggi? British Jornal Of Clinical Pharmacology,jurnal kesehatan di Inggris menyatakan bahwa lebihd ari 80% penyakit rematik dan asam urat reda setelah melakukan terapi herbal. Sehubungan dengan ini,mengkonsumsi bubuk kacang kedelai merupakan salah satu alternatifnya.

Kandungan kalsium dan fosfor yang terdapat pada biji kacang kedelai bisa memperkuat tulang dengan meningkatkan massanya. Lalu,dengan asupan isoflavon kedelai yang rutin,jaringan sendi dan matriks tulang bisa diperbaiki. Asupan isoflavon itu bisa membuat struktur tulang menjadi kuat karena densitasnya akan ditingkatkan kembali. Kendati demikian, yang lebih penting untuk dilakukan tentu menjaga pola hidup yang sehat,seperti menjaga pola makan dengan baik,olahraga teratur,beristirahat dengan cukup meminum air putih dengan cukup,dan beberapa lainnya.

ZAT KIMIA PADA MAKANAN DAN MINUMAN

EFEK SAMPING ZAT PENGAWET,PEWARNA DAN PEMANIS PADA MINUMAN DAN MAKANAN
Hampir semua makanan yang kita jumpai saat ini menambahkan zat sintetis (aditif) ke dalam komposisi pembuatannya, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Zat aditif yang digunakan tentunya bervariasi sesuai dengan tujuan dan maksud penggunaannya, apakah untuk menambah lezat aroma dan cita rasanya, atau untuk mempercantik dari segi warna maupun bentuk, atau untuk membuatnya lebih awet dan tahan lama, dan sebagainya. Bahkan makanan-makanan alami yang seharusnya bebas dari zat aditif, ternyata tak lepas dari kreasi nakal para oknum (baik pemilik maupun penjual) demi untuk mengais keuntungan yang lebih banyak. Misalnya buah-buahan, buah yang sedianya segar dan alami disuntikkan kedalamnya zat-zat membuat rasanya lebih manis, lebih cepat matang, tidak kelihatan busuk dan sebagainya.
Rasa nikmat sesaat sejujurnya tak sebanding dengan nikmat sehat yang dianugerahkan Alloh SWT. Zat aditif bagi tubuh seperti ungkapan pepatah ’habis manis sepah dibuang’, rasa lezat makanan hanya nikmat di lidah selebihnya ia menuju tempat pembuangan dan meninggalkan zat-zat sisa yang tak bisa diekskresikan (dikeluarkan) oleh tubuh. Akumulasi zat-zat sisa inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh. Salah satu yang paling membahayakan adalah sifat karsinogenik (pemicu munculnya kanker) yang dikandung zat-zat sisa tersebut.
World Health organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu (zat sisa) bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
• Aspek toksikologis, kategori residu dalam bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh.
• Aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan.
• Aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Bahaya zat aditif bagi kesehatan sudah diperingatkan puluhan tahun yang lalu, terutama bagi perkembangan anak-anak akan tetapi kurangnya bukti ilmiah menjadikan peringatan itu seolah tidak ada artinya. Beberapa waktu belakangan, terbukti dalam sebuah penelitian di Inggris bahwa perilaku hiperaktif yang muncul pada anak-anak (ditandai dengan perilaku overaktif, impulsif dan kurang mempehatikan) ternyata berhubungan secara signifikan dengan pengawet natrium benzoat dan pewarna makanan antara lain ; sunset yellow (European food code E110), carmoisine (E122), tartrazine (E102), dan ponceau 4R (E124), quinoline yellow (E110) dan allura red AC (E129).
Secara lebih terperinci, beberapa penyakit yang berkaitan dengan zat aditif makanan antara lain :
Zat pengawet dan Penyakit yang ditimbulkan ;
1. Formalin , menyebabkan kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2. Boraks, menyebabkan rasa mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3. Natamysin, menyebabkan rasa mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4. Kalium Asetat, dapat menimbulkan kerusakan fungsi ginjal.
5. Nitrit dan Nitrat dapat menimbulkan keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6. Kalsium Benzoate, dapat memicu terjadinya serangan asma.
7. Sulfur Dioksida dapat menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8. Kalsium dan Natrium propionate, menggunakannya melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9. Natrium metasulfat, bias menimbulkan alergi pada kulit
Zat Pewarna dan Penyakit yang ditimbulkan :
1. Rhodamin B (pewarna tekstil), dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus.
2. Tartazine, bisa meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
3. Sunset Yellow, bisa menyebabkan kerusakan kromosom
4. Ponceau 4R, bisa menyebabkan anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
5. Carmoisine (merah), dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
6. Quinoline Yellow, menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
Zat Pemanis dan Penyakit yang ditimbulkan
1. Siklamat , menyebabkan kanker (Karsinogenik)
2. Sakarin , menyebabkan infeksi dan Kanker kandung kemih
3. Aspartam, menyebabkan gangguan saraf dan tumor otak
4. Semua pemanis buatan, bersifat mutagenic
Penyedap rasa dan Penyakit yang ditimbulkan
Mono natrium Glutamat dan Monosodium Glutamat, dapat menyebabkan kelainan hati, trauma, Hipertensi, Stress, Demam tinggi, Mempercepat proses penuaan, Alergi kulit, Mual, Muntah, Migren, Asma, Ketidakmampuan belajar, Depresi.
Gambaran penyakit di atas mayoritas tidak langsung muncul seketika setelah kita mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahan sintetis, tetapi baru akan muncul setelah sekian lama dan tanpa kita sadari. Adalah pilihan bijak jika mulai sekarang kita meminimalisir masuknya zat-zat aditif ke dalam tubuh kita dan menggantinya dengan bahan-bahan alami yang relative tidak memiliki efek samping. Untuk itu, khususnya bagi seorang ibu, kreativitas dan kemampuan anda mengolah makanan sungguh diuji, terlebih kejelian dan sensitivitas anda memilihkan makanan yang jelas halal juga thayyib membutuhkan ilmu yang memadai. Mudah-mudahan tulisan ini memenuhi kesenjangan ilmu mengenai zat-zat aditif berikut efek sampingnya bagi kesehatan.
Di bawah ini ada beberapa tips sehat yang layak untuk dipraktekkan :
• Jika bepergian, usahakan bawa makanan dari rumah
• Biasakan sarapan agar tidak terlalu banyak jajan
• Banyak mengkonsumsi sayur, buah dan banyak minum air putih
• Olahraga teratur
• Cuci tangan sebelum makan
• Tidak jajan di luar kantin sekolah
• Teliti sebelum membeli makanan :
o Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. segarnya. Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil
o Cicipi rasa makanan tersebut. Biasanya lidah kita juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah bergetar biasanya makanan-makanan ini mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.
o Perhatikan kualitas makanan dan tanggal kadaluarsa. Apakah masih segar, atau malah sudah berjamur dan bisa menyebabkan keracunan.
o Bau juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
o Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan.
o Ingat juga, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja reaksi semacam ini tidak akan muncul jika konsumennya tidak memiliki riwayat alergi.

bahaya pemanis, penawet dan zat kimia

EFEK SAMPING PEMANIS BUATAN,ZAT PENGAWET DAN ZAT KIMIA BUAT KESEHATAN
Dalam industri makanan & minuman dewasa ini, banyak produsen menambahkan bahan tambahan ke dalam produk mereka. Sebut saja pemanis, penambah aroma, pewarna, bahkan pengawet.
Mengapa? Beberapa alasan yang dikemukakan adalah sbb:

• Memperbaiki penampilan produk
• Kondisi bahan-bahan yang tidak stabil / tahan lama
• Menekan ongkos produksi
Kebanyakan para produsen menyebut bahan tambahan yang mereka gunakan itu aman. Namun, sebatas apakah keamanan itu? Bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan? Dan yang paling penting, apakah tubuh kita membutuhkannya?

PEMANIS BUATAN

Dalam industri makanan & minuman, dikenal beberapa macam pemanis buatan, seperti:
1. Sakarin
2. Siklamat
3. Aspartame
4. Sucralose

Pemanis buatan ini kebanyakan adalah bahan kimia, bukan dioleh dari gula tebu atau gula alami lainnya. Tingkat kemanisannya memang jauh lebih tinggi daripada gula biasa, namun rendah kalori sehingga biasanya disukai oleh mereka yang terkena diabetes atau memang ingin diet.

Walaupun pemanis buatan ini sudah mendapat ijin dari badan sertifikasi dunia seperti FDA, misalnya, namun berdasarkan penelitian beberapa badan independent ternyata dalam pemakaian jangka panjang, pemanis buatan ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Sayangnya, hasil-hasil penelitian tersebut sering belumdapat diterima sehingga menjadi hal yang controversial.
Misalnya Sakarin, oleh EPA(Environmental Protection Agency) Amerika dibuktikan dapat menyebabkan kanker kandung kemih pada tikus jantan, sehingga di Amerika setiap produk yang mengandung sakarin harus diberi label peringatan. Namun tidak demikian di New Zealand. Di Indonesia, beberapa produkpun ternyata masih menggunakan sakarin.

Pemanis yang sudah dilarang penggunaannya adalah Siklamat, karena terbukti dapat memicu terjadinya kanker otak pada penggunaan jangka panjang.

Bagaimana dengan Aspartam? Pemanis buatan ini juga menimbulkan kontroversi karena efek samping yang ditimbulkannya. Tingkat kemanisannya bisa 180-200 kali lebih manis dari gula biasa dan saat ini banyak digunakan sebagai gula diet. Contohnya Nutrasweet & Equal.
Berdasarkan penelitian, ternyata di dalam tubuh, Aspartam akan terurai menjadi komponen yang bisa membahayakan kesehatan, yaitu :
1. Fenil alanin
Fenil alanin sendiri sebenarnya termasuk asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh dan tidak akan menjadi masalah bagi mereka yang kondisi tubuhnya sehat tanpa gangguan. Namun bagi mereka yang tidak dapat mencerna fenil alanin itu secara normal, kelebihan fenil alanin itu malah dapat berakibat pada keterbelakangan mental. Karena itu, produk yang menggunakan Aspartam harus mencantumkan label peringatan mengenai bahaya ini.

2. Metanol
Metanol ini di dalam tubuh akan terurai menjadi formalin & asam semut. Kita sudah tahu formalin saat ini banyak digunakan sebagai pengawet, dan ternyata formalin dapat merusak retina mata sehingga mengganggu penglihatan.

Oleh FDA Amerika & juga BPOM Indonesia, telah ditetapkan batasan pemakaian Aspartam yaitu 50mg/kg BB.

Pemanis buatan yang juga digunakan adalah Sucralose, yang juga dikenal dengan merk dagang “Splenda” di Amerika dan dikatakan lebih aman daripada Aspartam karena dibuat dari gula tebu dan diproses secara kimia.
Walaupun telah disetujui pemakaiannya oleh FDA pada tahun 1998, dan juga dinyatakan aman untuk konsumsi manusia, ternyata sucralose tidak dibuat dari gula tebu, namun dari bahan kimia. Akibatnya tubuh kita tidak sepenuhnya dapat mencerna sucralose, dan akhirnya masih tersisa sekitar 15% dari sucralose yang kita konsumsi ada dalam tubuh kita. Berdasarkan penelitian, di dalam sucralose terkandung zat klorokarbon, sejenis pestisida seperti DDT, yang terbukti pada hewan uji dapat mengakibatkan pembengkakan pada hati & ginjal, pengapuran di ginjal dan memperkecil kelenjar timus ,yang berperan dalam system kekebalan tubuh.
Oleh FDA, pemakaian sucralose dibatasi hanya 0-15mg /kg BB.

Selain itu, pemanis buatan yang digemari oleh mereka yang ingin diet atau bagi mereka yang memiliki diabetes, ternyata malah dapat meningkatkan berat badan. Padahal, pemanis itu dikatakan rendah kalori, bahkan diantaranya dikatakan tidak mengandung kalori sama sekali. Beberapa ahli gizi dunia sebenarnya tidak menyarankan para penderita diabetes ataupun mereka yang ingin diet untuk tidak mengkonsumsi gula dan mengganti gula mereka dengan pemanis buatan, karena para ahli tersebut sudah mempelajari efek sampingnya. Mereka lebih menyarankan penggunaan gula pasir biasa, hanya saja takarannya dikurangi.

PENGAWET

Jenis pengawet yang banyak digunakan adalah jenis benzoate, yang dianggap sebagai pengawet paling aman dan dipakai hampir di seluruh negara.
Beberapa penelitian independent membuktikan bahwa benzoate dapat menyebabkan diare, terutama bagi mereka yang sensitive terhadap benzoate. Namun, sayangnya hasil penelitian ini ditolak oleh badan pemerintah, sehingga tetap saja para produsen menggunakan benzoate dalam produk mereka.

Jenis pengawet lainnya adalah asam sorbat dan bentuk garamnya seperti kalium sorbat, yang biasanya digunakan dalam produk-produk jelly ataupun jus. Sorbat biasanya ditambahkan untuk mencegah pertumbuhan jamur/kapang pada makanan atau minuman dan dianggap sebagai pengganti Benzoat. Hingga saat ini belum ada hasil penelitian mengenai efek samping dari pemakaian sorbet, sehingga kini sorbet dianggap sebagai bahan pengawet yang paling aman digunakan.

PEWARNA

Sebenarnya untuk pewarna makanan ataupun minuman, sudah ditetapkan jenis yang aman untuk dikonsumsi, atau yang dikenal sebagai “food grade”. Namun karena harganya relative mahal, maka para produsen cenderung menggunakan pewarna yang lebih murah,dan ternyata pewarna yang digunakan bukan untuk makanan/minuman.

Akhirnya, semuanya kembali kepada kita sebagai konsumen, bagaimana kita jeli dalam memilih makanan dan minuman yang sehat & aman bagi diri kita dan keluarga. Memang efek samping yang terjadi dari bahan tambahan ini tidak akan dirasakan secara langsung, namun ada baiknya jika kita berhati-hati dan sedapat mungkin menghindari atau mengurangi konsumsi bahan tambahan tersebut. Lagipula, untuk apa mengkonsumsi sesuatu yang tidak berguna bagi tubuh? Sekali lagi, yang alami tentunya lebih baik dan lebih sehat. Telitilah sebelum membeli.©2006-2008, PT. Amerta Indah Otsuka