Powered By Blogger

Kamis, 06 Mei 2010

ZAT KIMIA PADA MAKANAN DAN MINUMAN

EFEK SAMPING ZAT PENGAWET,PEWARNA DAN PEMANIS PADA MINUMAN DAN MAKANAN
Hampir semua makanan yang kita jumpai saat ini menambahkan zat sintetis (aditif) ke dalam komposisi pembuatannya, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak. Zat aditif yang digunakan tentunya bervariasi sesuai dengan tujuan dan maksud penggunaannya, apakah untuk menambah lezat aroma dan cita rasanya, atau untuk mempercantik dari segi warna maupun bentuk, atau untuk membuatnya lebih awet dan tahan lama, dan sebagainya. Bahkan makanan-makanan alami yang seharusnya bebas dari zat aditif, ternyata tak lepas dari kreasi nakal para oknum (baik pemilik maupun penjual) demi untuk mengais keuntungan yang lebih banyak. Misalnya buah-buahan, buah yang sedianya segar dan alami disuntikkan kedalamnya zat-zat membuat rasanya lebih manis, lebih cepat matang, tidak kelihatan busuk dan sebagainya.
Rasa nikmat sesaat sejujurnya tak sebanding dengan nikmat sehat yang dianugerahkan Alloh SWT. Zat aditif bagi tubuh seperti ungkapan pepatah ’habis manis sepah dibuang’, rasa lezat makanan hanya nikmat di lidah selebihnya ia menuju tempat pembuangan dan meninggalkan zat-zat sisa yang tak bisa diekskresikan (dikeluarkan) oleh tubuh. Akumulasi zat-zat sisa inilah yang pada akhirnya menimbulkan masalah kesehatan bagi tubuh. Salah satu yang paling membahayakan adalah sifat karsinogenik (pemicu munculnya kanker) yang dikandung zat-zat sisa tersebut.
World Health organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu (zat sisa) bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi menjadi 3 kategori, yaitu :
• Aspek toksikologis, kategori residu dalam bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh.
• Aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan.
• Aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.
Bahaya zat aditif bagi kesehatan sudah diperingatkan puluhan tahun yang lalu, terutama bagi perkembangan anak-anak akan tetapi kurangnya bukti ilmiah menjadikan peringatan itu seolah tidak ada artinya. Beberapa waktu belakangan, terbukti dalam sebuah penelitian di Inggris bahwa perilaku hiperaktif yang muncul pada anak-anak (ditandai dengan perilaku overaktif, impulsif dan kurang mempehatikan) ternyata berhubungan secara signifikan dengan pengawet natrium benzoat dan pewarna makanan antara lain ; sunset yellow (European food code E110), carmoisine (E122), tartrazine (E102), dan ponceau 4R (E124), quinoline yellow (E110) dan allura red AC (E129).
Secara lebih terperinci, beberapa penyakit yang berkaitan dengan zat aditif makanan antara lain :
Zat pengawet dan Penyakit yang ditimbulkan ;
1. Formalin , menyebabkan kanker paru-paru, gangguan pada alat pencernaan, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
2. Boraks, menyebabkan rasa mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal, serta gangguan pada otak dan hati.
3. Natamysin, menyebabkan rasa mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan kulit.
4. Kalium Asetat, dapat menimbulkan kerusakan fungsi ginjal.
5. Nitrit dan Nitrat dapat menimbulkan keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.
6. Kalsium Benzoate, dapat memicu terjadinya serangan asma.
7. Sulfur Dioksida dapat menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.
8. Kalsium dan Natrium propionate, menggunakannya melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
9. Natrium metasulfat, bias menimbulkan alergi pada kulit
Zat Pewarna dan Penyakit yang ditimbulkan :
1. Rhodamin B (pewarna tekstil), dapat menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus.
2. Tartazine, bisa meningkatkan kemungkinan hyperaktif pada masa kanak-kanak.
3. Sunset Yellow, bisa menyebabkan kerusakan kromosom
4. Ponceau 4R, bisa menyebabkan anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
5. Carmoisine (merah), dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
6. Quinoline Yellow, menyebabkan hypertrophy, hyperplasia, carcinomas kelenjar tiroid
Zat Pemanis dan Penyakit yang ditimbulkan
1. Siklamat , menyebabkan kanker (Karsinogenik)
2. Sakarin , menyebabkan infeksi dan Kanker kandung kemih
3. Aspartam, menyebabkan gangguan saraf dan tumor otak
4. Semua pemanis buatan, bersifat mutagenic
Penyedap rasa dan Penyakit yang ditimbulkan
Mono natrium Glutamat dan Monosodium Glutamat, dapat menyebabkan kelainan hati, trauma, Hipertensi, Stress, Demam tinggi, Mempercepat proses penuaan, Alergi kulit, Mual, Muntah, Migren, Asma, Ketidakmampuan belajar, Depresi.
Gambaran penyakit di atas mayoritas tidak langsung muncul seketika setelah kita mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahan sintetis, tetapi baru akan muncul setelah sekian lama dan tanpa kita sadari. Adalah pilihan bijak jika mulai sekarang kita meminimalisir masuknya zat-zat aditif ke dalam tubuh kita dan menggantinya dengan bahan-bahan alami yang relative tidak memiliki efek samping. Untuk itu, khususnya bagi seorang ibu, kreativitas dan kemampuan anda mengolah makanan sungguh diuji, terlebih kejelian dan sensitivitas anda memilihkan makanan yang jelas halal juga thayyib membutuhkan ilmu yang memadai. Mudah-mudahan tulisan ini memenuhi kesenjangan ilmu mengenai zat-zat aditif berikut efek sampingnya bagi kesehatan.
Di bawah ini ada beberapa tips sehat yang layak untuk dipraktekkan :
• Jika bepergian, usahakan bawa makanan dari rumah
• Biasakan sarapan agar tidak terlalu banyak jajan
• Banyak mengkonsumsi sayur, buah dan banyak minum air putih
• Olahraga teratur
• Cuci tangan sebelum makan
• Tidak jajan di luar kantin sekolah
• Teliti sebelum membeli makanan :
o Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. segarnya. Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil
o Cicipi rasa makanan tersebut. Biasanya lidah kita juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah bergetar biasanya makanan-makanan ini mengandung penyedap rasa dan penambah aroma berlebih.
o Perhatikan kualitas makanan dan tanggal kadaluarsa. Apakah masih segar, atau malah sudah berjamur dan bisa menyebabkan keracunan.
o Bau juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
o Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan.
o Ingat juga, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu orang belum tentu aman buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan pengawet ini menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja reaksi semacam ini tidak akan muncul jika konsumennya tidak memiliki riwayat alergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar